NANOFIBER
oleh : Desy Oktariani ( Pkima 2012)
Pada tahun 2010 sampai 2020 akan terjadi perkembangan luar biasa dalam penerapan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini menandakan bahwa dunia saat ini sedang mengarah pada revolusi nanoteknologi. Pertama kali konsep nanoteknologi diperkenalkan oleh Richard Feynman pada sebuah pidato ilmiah yang diselenggarakan oleh American Physical Society di Caltech (California Institute of Technology), 29 Desember 1959. dengan judul “There’s Plenty of Room at the Bottom”. Pada tahun 1980an definisi Nanoteknologi dieksplorasi lebih jauh lagi oleh Dr. Eric Drexler melalui bukunya yang berjudul “Engines of Creation: The coming Era of Nanotechnology”. Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau alat pada ukuran sangat kecil. Materi atau alat ini berukuran antara (1 – 100) nanometer (1 nm = 10-9¬ meter). Dengan nanoteknologi, material dapat disusun dalam orde atom-per-atom atau molekul per-molekul sedemikian rupa (Khardiansyah, 2013).
Salah satu bidang nanoteknologi yang sedang banyak dikembangkan adalah pembuatan nanofiber. Nanofiber adalah salah satu hasil temuan kimia yang mendapat perhatian khusus karena potensi pemanfaatannya yang begitu luas pada berbagai bidang. Nanofiber adalah serat yang mempunyai diameter kurang dari 100 nanometer. Ukuran nanofiber jauh lebih kecil dibandingkan dengan rambut manusia. Gambar dibawah ini menunjukan perbandingannya.
Pembuatan nanofiber dapat dilakukan dengan cara electrospining dengan alat electrospun yang menggunakan sumber elektrik untuk membentuk suatu garis-garis halus (fiber) dalam ukuran nano dari suatu cairan. Proses ini sangat menarik untuk membuat biomaterial polimer menjadi nanofiber. Nanofiber hasil electrospinning memiliki karakteristik yang menarik dan unik, seperti: luas permukaan yang lebih besar dari volume, memiliki sifat kimiawi, konduktivitas, dan sifat optik tertentu. Electrospining adalah proses yang relatif cepat, sederhana, dan murah dalam menghasilkan nanofiber dan teknik ini dapat menghasilkan nanofiber yang cukup panjang. Cara membuat serat nano adalah bahan polimer dilarutan pada pelarut yang sesuai. Polimer yang sudah dilarutkan lalu dipintal menggunakan alat electrospun. Contoh beberapa polimer dan pelarut yang digunakan terdapat pada tabel berikut :
NO.
|
POLIMER
|
PELARUT
|
1.
|
Nilon 6, Nilon 66
|
Asam formiat
|
2.
|
Poliakrilonitril
|
Dimetil
formaldehida
|
3.
|
Polystiren
|
DMF/ Toluena
|
4.
|
Nilon-6-co-poliamida
|
Asam formiat
|
5.
|
Polibenzimidazol
|
Dimetil asetanda
|
Nanofiber memiliki aplikasi yang sangat menguntungkan dalam proses filtrasi karena memiliki luas permukaan yang lebih besar dan mikropori yang lebih kecil. Nanofiber ini sangat cocok untuk menyaring partikel-partikel submikron dari air ataupun udara, karena ukuran-ukuran fiber (serat-serat) yang sangat kecil, adanya gaya London-Van Der Waals merupakan hal yang penting untuk terjadinya adhesi antara serat dan bahan yang diserap.
Pesatnya perkembangan penelitian di bidang nanofiber sekarang ini, disebabkan oleh luasnya penggunaan serat di berbagai bidang, seperti industri tekstil, teknologi membran untuk filtrasi, dan masih banyak lagi yang lain.
REFERENSI Khardiansyah, Randy. 2013. Nanoteknologi. (online). (http://rundsakachi.blogspot.com/2013/04/nanoteknologi.html, diakses tanggal 20 Mei 2013).