Strategi Bangsa Untuk Menghadapi Tantangan Global
Oleh :
Desi Utami Sari
UNIVERSITAS TANJUNG PURA PONTIANAK
2016
Oleh :
Desi Utami Sari
UNIVERSITAS TANJUNG PURA PONTIANAK
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
⦁ Latar Belakang
Arus Globalisasi yang terjadi telah menyeret bangsa Indonesia ketengah medan kompetisi global, dan mau tidak mau Indonesia telah menjadi bagian dari kompetisi itu karena sejatinya, Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia dan terlibat dengan hiruk pikuk perubahan dunia.
Arus Globalisasi yang menghadirkan berbagai kompetisi juga turut menghantarkan Indonesia kedalam medan persaingan antar bangsa di kawasan asia tenggara yang dikenal dengan MEA. Dari sekian banyak ajang kompetisi yang Indonesia berada di dalamnya, tidak ada satupun yang dapat Indonesia hadapi dengan bangga, karena Indonesia sama sekali tidak memiliki kesiapan untuk menghadapi semuanya.Kualitas sumber daya manusia yang sangat rendah, kualitas pendidikan yang tidak begitu baik, tingkat kemiskinan yang sangat tinggi ditambah lagi potret pendidikan Indonesia dimata dunia yang tergolong buruk serta berbagai polemik sosial lainnya menunjukan banyaknya celah yang harus di tutupi serta dibenahi, yang mengakibatkan Indonesia sama sekali tidak siap untuk menghadapi kompetisi secara regional maupun global.
Indonesia memerlukan perubahan, Indonesia memerlukan pembenahan dan Indonesia memerlukan strategi untuk menutup celah yang ada dan untuk memantapkan persiapan untuk terjun dan menghadapi tantangan-tantangan global yang berupa kompetisi baik secara regional maupun global dari aspek apapun. Satu-satunya hal yng diperlukan untuk mewujudkan itu semua adalah dengan pembenahan pendidikan dan pemantapan pendidikan dibidang sains,teknologi dan kesenian.
⦁ Rumusan Masalah
- Bagaimana Potret pendidikan Indonesia di mata dunia ?
- Bagaimana posisi pendidikan Indonsia di tingkat global ?
- Apakah Indonesia siap untuk menghadapi tantangan jaman, di tinjau dari pendidikan dan sumber daya manusianya ?
- Apa strategi untuk mengatasi permasalahan yang Indonesia hadapi dalam menghadapi tantangan yang ada ?
⦁ Tujuan
- Untuk mengetahui potret pendidikan Indonesia dimata dunia
- Untuk mengetahui posisi pendidikan Indonesia ditingkat global
- Untuk mengetahui kesiapan Indonesia dalam menjawab tantangan yang ada
- Untuk mengetahui strategi apa yang dapat digunakan Indonesia dalam menghadapi tantangan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
( Pemantapan Pendidikan di Bidang Sains, Teknologi dan Seni )
( Pemantapan Pendidikan di Bidang Sains, Teknologi dan Seni )
Indonesia merupakan negara yang memiliki cita-cita yang luar biasa dibidang pendidikan, cita-cita bangsa ini tertuang dengan jelas di pembukaan UUD 1945 yang sejatinya merupakan konstitusi tertinggi di Indonesia, cita-cita tersebut adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, namun realitanya indeks prestasi akademik Indonesia di kancah dunia masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Dilansir dari laman resmi UNESCO Education For All Global Monitoring Report yang memuat data Education Development Index atau indeks pengembangan pendidikan tercatat Indonesia menduduki peringkat ke-69 dari 127 negara, selain itu dari data Human Development Index tercatat Indonesia menempati urutan ke 121 dari 185 negara. Sangat jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan singapura, yang menduduki posisi ke-64 dan ke-18 dari 185 negara yang terdata, dan mirisnya Indonesia pernah menduduki posisi paling akhir yang terdata dalam The Learning Curve Pearson 2014 yang menunjukan perolehan nilai secara keseluruhan untuk pendidikan di Indonesia rentang waktu 2012-2014, yakni sebesar -1,84 untuk skor secara keseluruhan. Sementara pada kategori kemampuan kognitif, Indonesia mendapatkan nilai sebesar -1,71. Dengan skor yang diperoleh Indonesia atas kualitas pendidikannya, berhasil menghantarkan Indonesia pada posisi terburuk di bawah Meksiko, Brasil, Argentina, Kolombia dan Thailand.
Apa yang salah di sini ? apakah tenaga pendidiknya, ataukah peserta didiknya, yang jelas secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia yang kita miliki masih sangat rendah dari segi apapun. Bila situasi ini masih terus berlanjut bangsa ini akan “menggali kuburannya sendiri”, karna kita tidak akan siap dan tidak akan mampu untuk bersaing dikancah nasional terlebih di kancah internasional. Bangsa ini akan kembali terjajah, terjajah oleh kemiskinan, kebodohan dan juga ketertinggalan. Era globalisasi sudah membawa banyak dampak dan perubahan bagi dunia tanpa terkecuali, dan hal itu juga berlaku bagi Indonesia, Indonesia tidak dapat lari dari arus globalisasi, dan dengan kondisi yang sedang Indonesia hadapi saat ini eksistensi Indonesia masih jauh dari kata cukup. Lalu apa yang harus kita benahi ?.
Pendidikan tentunya menjadi prioritas utama untuk menjawab tantangan yang selalu datang dan mengharuskan bangsa ini untuk ikut serta. Mau tidak mau, Indonesia ikut terlibat dalam setiap tantangan itu, namun Indonesia sama sekali tidak memiliki kesiapan untuk hal itu, dilihat dari kualitas sumber daya manusianya yang masih sangat rendah,kualitas pendidikan yang tidak begitu baik, taraf kemiskinan yang masih sangat tinggi, tingkat pengangguran yangg semakin merajalela dan berbagai polemik-polemik sosial lainnya.
Berawal dari arus Globalisasi yang turut menyeret Indonesia, kini Indonesia juga hanyut dan terbawa arus sehingga harus menghadapi MEA, yang merupakan tantangan sekaligus ancaman bagi masyarakat yang sejatinya merupakan bagian dari bangsa ini. Sekali lagi Indonesia sama sekali tidak siap untuk hal itu semua. Mari kita telaah keadaan pendidikan di Indonesia yang merupakan kasus serta celah dari pendidikan bangsa, yang pertama berdasarkan penuturan dari Direktur Jendral Pendidikan Dasar (Dikdas) KEMENDIKBUD, Hamid Muhammad mengatakan bahwa “ Jumlah guru yang serasi dengan kualifikasi sekarang ini masih sangat minim dan belum merata, terutama di daerah-daerah, selain itu kita juga masih kekurangan tenaga pendidik yang banyaknya diperkirakan mencapai 112 ribu guru” tuturnya. Selain itu dari 1.850 guru pendidikan dasar tercatat hanya 60% yang memenuhi standar kualifikasi dan telah mencapai strata-1 (S-1). Kasus ini menunjukan betapa mirisnya pendidikan Indonesia, dimana tenaga pendidik yang sejatinya menjadi agen pembekalan awal masih belum terjamin kualifikasinya, lalu bagaimana kelanjutannya ?.
Kasus kedua yang tidak kalah memperihatinkan adalah tingginya angka putus sekolah di Indonesia, tercatat pada tahun 2010 kisaran 1,8 juta anak terpaksa tidak dapat melanjutkan pendidikannya di karenakan faktor ekonomi yang menuntut mereka untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup dan mengesampingkan pendidikan mereka, faktor lainnya yaitu dikarenakan pernikahan dini yang diakibatkan oleh pergaulan bebas dan kurangnya kesadaran akan kebutuhan pendidikan di masyarakat. Hal ini jelas menunjukan bahwa kebutuhan akan pendidikan yang berkualitas masih jauh dari harapan, dan bangsa Indonesia benar-benar terancam akan tenggelam di arus globalisasi dan tantangan MEA yang begitu deras.
Indonesia memerlukan suatu perubahan dan strategi agar dapat bertahan dari derasnya arus yang menghanyutkan Indonesia. Indonesia memerlukan pembenahan agar dapat menjaga keberadaannya sebagai anggota masyarakat dunia dan agar indonesia tidak kembali dijajah akan kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan. Lalu apa yang harus Indonesia lakukan ?. hal yang pertama harus dilakukan adalah membenahi pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kita miliki. Tingkatkan tarap kesejahteraan guru, tunjang fasilitas-fasilita pendidikan yang memadai, benahi kurikulum yang masih mengedepankan hasil ketimbang proses dan tumbuhkan motivasi instrinsik pada masing-masing individu untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi diri sendiri lingkungan dan bangsa tercinta ini.
Disaat aspke-aspek pendidikan sudah dibenahi sedemikian rupa dan tertata sedemikian hingga, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pertajam persiapan kita dengan mengedepankan sains, teknologi dan kesenian dalam pendidikan guna meningkatkan kualitas SDM. Masyarakat Indonesia pada umumnya dan peserta didik khususnya memerlukan pembekalan yang cukup dan matang agar benar-benar siap untuk terjun dan bekompetensi dengan negara lain untuk memenangkan persaingan globalisasi dan MEA, dan bekal itu haruslah berupa modal yang tidak akan tergantikan eksistensinya, yang berupa pengembangan dan pendalaman sains, teknologi dan kesenian. Sains merupakan ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang dan tidak akan ada matinya, begitu juga dengan teknologi yang kian hari menuntut perkembangan dan inovasi-inovasi baru, kedua hal itu tidak akan pernah menemui titik akhir dan akan selalu ada tuntutan akan inovasi dan pengembangan. Begitu pula dengan kesenian, kebutuhan masyarakat dunia yang dipenuhi hiruk pikuk kemajuan jaman mengakibatkan masyarakat dunia haus akan hiburan dan nilai-nilai estetika, dengan kita memperdalam, memperkuat dan mempertahankan kekayaan akan kesenian nasional maka kita dapat menaikan nilai jual bangsa di mata dunia, dan hal itu berawal dari pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tuntutan perubahan jaman menghendaki sains yang lebih maju, teknologi yang lebih inovatif, dan kesenian yang lebih atraktif, peran pendidikan di Indonesia untuk menghadapi arus perubahan yang semakin deras adalah memantapkan pendidikan terutama di tiga aspek tersebut, dengan cara mengintegrasikan pendidikan sains dan teknologi di segala bidang, hal itu dapat diwujudkan dengan pembenahan kurikulum yang mengedepan proses untuk prospek jangka panjang yang berdasarkan pada pendalaman ilmiah, selain itu peran guru untuk mendukung strategi ini adalah dengan menanamkan nilai-nilai ilmiah pada peserta didik melalui pengelolaan kelas yang menggunakan metode pembelajaran PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ) untuk menumbuhkan kecintaan peserta didik dan masyarakat terhadap sains. Pengintegrasian dan pengaplikasian ilmu pengetahuan dibidang teknologi juga harus dilakukan disetiap bidang dan setiap mata pelajaran, tujuannya untuk mengakrabkan diri peserta didik dengan teknologi itu sendiri, pemberian kasus serta kajian kritis juga diperlukan dalam proses pembelajaran untuk merangsang ide-ide kreatif dan inovatif dari peserta didik terhadap sains dan teknologi sehingga dapat membantu memantapkan pondasi awal terhadap sains dan teknologi.
Dengan kita menutupi celah bangsa ini yang berupa perbaikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, ditambah lagi dengan pemantapan pendidikan dibidang sains, teknologi dan kesenian, Indonesia akan mampu menegakkan kepala dan melangkah maju untuk ikut berkompetisi dan menjadi bagian dari masyarakat dunia sebagai mana mestinya. Indonesia akan siap bersaing dibidang apapun bila pembekalan yang diberikan benar-benar cukup dan matang, dan Indonesia tidak akan lagi menduduki posisi terendah pada kurva Education Development Index serta Human Development Index. Indonesia akan mampu bersaing dan memperluas serta mempertahankan eksistensinya di mata dunia, terutama dibidang pendidikannya. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan kesadaran akan kebutuhan kemajuan untuk Indonesia yang lebih baik. Mari kita bersama benahi dan sukseskan pendidikan, karena pendidikan merupakan tonggak pertama dan utama untuk kemajuan bangsa dari segi apapun.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Mengingat potret pendidikan Indonesia dimata dunia yang masih tergolong buruk, ditambah lagi masih banyak celah yang dimiliki oleh Indonesia mengharuskan Indonesia melakukan perombakan serta pembenahan untuk metupi celah tersebut dan m Indonesia hemperbaikinya. Lagi-lagi indonesia harus melakukan pembenahan pada pendidikan serta pemantapan pendidikan dibidang sains, teknologi, dan kesenian yang dapat dilakukan dengan mengintegrasikannya ke semua aspek kehidupan dan seluruh mata pelajaran, guna mempersiapkan sumber daya manusia yang terdidik yang mampu secara keseluruhan untuk ikut terjun dalam medan kompetisi.
DAFTAR REFERENSI
UNESCO. (n.d.). en.UNESCO.org.
UNESCO. (n.d.). whc.UNESCO.org.
DAFTAR REFERENSI
UNESCO. (n.d.). en.UNESCO.org.
UNESCO. (n.d.). whc.UNESCO.org.